太 极 Tai Ji

Qing Jing Jing

Silahkan Login Untuk Membaca Detail

BAB 4SAM CAY

SAM artinya TIGA dan CAY artinya KECAKAPAN. 

Kedua huruf itu jika dirangkapkan menjadi kalimat SAM CAY artinya TIGA KECAKAPAN ALAM atau disebut juga TRINABI AGUNG.

Tiga kecakapan alam tersebut terdiri dari : 1. Thian langit. 2. Tee bumi. 3. jin manusia.

Thian ( langit ), bersifat positif akan tetapi didalamnya menggenggam sifat negative. Gayanya bergerak tetapi didalamnya bersembunyi gaya yang diam. Oleh karenanya maka Langit mempunyai gaya keramat yang menguasai seluruh cakrawala.

Tee ( bumi ),bersifat diam akan tetapi didalamnya mengandung sifat bergerak, juga pada pokoknya bersifat negative tetapi didalamnya menggenggam sifat positif. Maka bumi ini ada mempunyai daya pengaruh yang memberi kekuatan. 

Jin ( manusia ), mempunyai sifat negative tetapi mempunyai pula sifat positif. Sebaliknya didalam sifat positif itu ada pempunyai sifat negative. Dari sebab terdapat pengaruh kekuatan yang seimbang dari sifat-sifat negative dan positif yang sempurna, maka manusia mempunyai kecakapan Melahirkan. 

Demikianlah jelasnya arti SAM CAY termaksud.

清者濁之源。動者靜之草

Cheng cia Ciok Ci Goan, Tong Cia Ceng Ci Ki.

TERJEMAHAN :

Kejernihan itu ialah sumber dari kekotoran, gerak itu ialah pokok dari diam.

PENJELASAN : Istilah KEJERNIHAN ini artinya RINGAN dan BENING. KEKOTORAN artinya sesuatu yang BERAT dan KERUH. SUMBER artinya PERMULAAN. DIAM artinya TIDAK BERBUAT SESUATU. BERGERAK artinya BERBUAT dan BEKERJA. POKOK artinya PONDAMEN atau DASAR.

Artinya “ kejernihan itu ialah sumber dari kekotoran “ ini, ialah : langit memang semacam hawa jernih yang mengambang keatas, akan tetapi hawa jernih itu timbul dari dalam bumi, sedangkan bumi ini memangnya suatu benda kotor dan negative serta dingin, karena bekerjanya gaya negative yang memuncak tinggi timbullah gaya positif yang panas, dari gaya bekerja yang hebat itu setelah tenang lalu timbullah kejernihan itu. Tubuh laki-laki memangnya jernih dan diam badan wanita adalah kotor dan keruh, akan tetapi tubuh yang jernih dan diam itu dilahirkan dari badan yang kotor dan keruh.

Gaya keramat dari pusat kekuatan adalah tubuh yang jernih dan positif, sedangkan sumber gaya keramat itu adalah dari sebab saling bersentuh yang menyebabkan jatuhnya mani yang kotor, lalu berubah menjadi mani yang positif, dari mani yang positif kemudian timbul hawa yang memberi panas dibadan, dari hawa itu lalu menimbulkan gaya keramat. Saluran ini yang disimpulkan dalam kata : Lian Khi hoa Sin yang artinya : Meluluhkan mani menjadi HAWA, meluluhkan hawa menjadi GAYA KERAMAT. Demikian jalan dan arti daripada “ kejernihan itu ialah sumber dari kekotoran “.

Arti “ gerak itu ialah pokok dari diam “ itu ialah : Bumi itu memangnya diam akan tetapi sumbernya adalah dari hawa langit yang beku.

Wanita memangnya diam, akan tetapi sumbernya ada dari sang ayah yang menurunkan. Pusat kekuatan karena TIDAK BERBUAT SESUATU berarti diam jika BERBUAT dan BEKERJA yang menjadi pokok, maka dikatakan : bergerak itu ialah pokok dari diam.

Jikalau semua orang didunia selekasnya dapat berpaling menuju kepada Too. Demikian, buanglah hawa kotor dan keruh yang ada didalam badan pribadi, agar hawa jernih mengambang keatas, yang kemudian beku menjadi pusat kekuatan, yang akan menjadikan pusaka panjang umur dan tidak mati. Menimbun kebaikkan dan kebajikkan sambil menunggu firman Thian datang memanggil, agar kemudian setelah meninggalkan kerongkongannya segera menuju kealam surga, bebas dari segala sesuatu yang mengikat. Selanjutnya pun dapat mengangkat ayah bunda memasuki kerajaan surga dan bersama-sama menikmati kesenangan yang tiada batas.

 (Sungguh sayang manusia masih dihinggapi penyakit dungu, sesat, serakah dan tidak suka mengetahui keramat dari letikan lelatu Tuhan, bahwa mereka berkata : “ Dewa atau Buddha itu sudah ditentukan, bukan menjadi bagian kita “. Kata semacam ini sesuai dengan sabda nabi khong Hu Cu yang berbunyi : Too Put Wan Jin, Jin Ci Wi Too Ji Wan Ji yang artinya : Too tidak berada jauh dari manusia, melainkan orang yang mencari Too sering-sering menjauhkan diri sendiri. Dari sebab anggapan semacam itu, maka pada umumnya jadi menyia-yiakan penghidupan kearah yang tak berfaedah dan akhirnya terjerumus kedalam jurang kesengsaraan ). Hal itu karena mereka tidak suka mencari tahu bahwa hidup manusia ini sebenarnya tergantung dari gaya Im dan Yang serta Ngouw Heng, pun mereka tidak memikirkan bahwa manusia ini berkedudukan sebagai kepala dari segala benda dan mahkluk didunia, yang memang mempunyai kecakapan  untuk melaksanakan segala usaha dan dapat pula menggunakan Too yang dipunyai oleh Langit dan Bimi.

Too dari Langit dan Bumi itu menunjukkan wujudnya pada matahari dan bulan sedangkan Too dari matahari dan bulan menunjukkan wujudnya dengan jalan Im dan Yang dan Too dari Im dan Yang ini menunjukkan wujudnya dalam keadaan memuai ( panjang, penuh, bulat, dan lain-lain ) dan menyusut ( pendek, kapangan, lekuk dan lain-lain ).

Menyusutnya Yang dan mulurnya Im itulah jalanan yang dituntut oleh manusia biasa, yang kemudian apabila gaya Yang didalam badan habis dan menjadi penuh dengan hawa Im lalu menjadi setan ( mati, menyusutnya Im dan memuainya Yang itulah jalan yang dituntut oleh para orang istimewa, mereka menunggu hawa Im dibadan habis menjadi penuh dengan gaya Yang lalu menjadi “ Dewa “ ( orang suci ).

Manusia ini pada pokoknya mempunyai sifat separoh Im dan separoh Yang, setengah setan dan setengah dewa. Apabila hawa Im yang separoh itu dapat dilakukan, tentu seluruh anggota badan penuh dengan hawa Yang yang murni. Hawa Yang yang murni ini adalah pokok untuk menjadikan manusia biasa menjadi dewa. Maka sebenarnya untuk mencapai tinggkat “ dewa “ itu tidak sesukar sebagaimana umumnya orang menduga.

( Beng Cu berkata : Giauw Sun I Jin Tong, artinya : Raja ( Nabi ) Giauw dan Raja ( nabi ) Sun sama saja dengan manusia yang lain.

Gan Yan pun berkata : Sun ho Jin Ya, I Ho Jin Ya, Yu Wi cia Ek Jiak, artinya : Raja Sun itu orang apa, saya ini orang apa, siapa saja yang benar-benar suka berusaha pun dapat mencapai tingkat yang serupa. Dengan menarik kata-kata dari kedua orang bijaksana sebagai diatas, maka menjadi satu bukti, bahwa segala orang dapat menjadi Nabi, Rasul, Dewa atau pun Buddha, bedanya hanya terletak dalam mempunyai KEMAMPUAN atau tidak ).

Bagi siapa yang mempunyai tekad dan kemauan yang tak kunjung padam, tak peduli didalam rumah tangga atau meninggalkan rumah tangga, semua dapat melatih diri. Bagi yang tetap tinggal didalam rumah tamgga, anggaplah isteri sebagai kawan dan anak sebagai sahabat, walaupun dirinya tetap berada ditengah khalayak ramai, tetapi hatinya harus berada diluar kalangan mereka. Dengan demikian bukanlah ada jalan untuk orang berbuat dan / atau melatih diri dengan mudah ?