BAB 6 人 心 JIN SIM
Jin artinya manusia. Sim artinya hati. Kedua huruf ini jika dirangkaikan menjadi istilah berarti HATI MANUSIA.
Untuk menjelaskan maka perlu diterangkan dari pokoknya, yang disebut : GOAN SIN, SIT SIN dan GOAN SIM.
Ketiga suku kata ini diterangkan begini : yang disebut GOAN SIN itu, tanpa pengertian dan tanpa pengetahuanjuga tiada pikiran dan tiada akal budi, SIT SIN itu, tidak mati dan tidak musnah pada pokoknya kosong tetapi keramat, sedangkan GOAN SIM itu, banyak akal dan mujisat.
Ketiga alam ( kata wakilan ) ini, terdapat didalam badan seseorang, sedangkan suku kata JIN SIM itu, adalah menggambarkan kekuasaan GOAN SIN dan SIT SIN yang telah bersatu dalam badan raga.
PELAJARAN :
夫人神好清。而心擾之
Hu Jin Sin Houw Cheng, Ji Sim Yu Ci.
TERJEMAHAN :
Bahwa gaya keramat manusia itu suka tentram, akan tetapi diganggu oleh sang Hati.
PENJELASAN :
Kalimat HU JIN SIN HOUW CHENG ini, diterangkan begini : Bahwa manusia ini dapat dari hawa Im dan hawa Yang barulah merupakan satu manusia yang sempurna ( lengkap ).
Huruf Jin jika dapat It menjadi huruf Tay ( besar ) huruf Tay jika dapat It menjadi huruf Thian ( langit ), apabila guratan itu menonjol keluar dari garis atas menjadi huruf HU ( lelaki ). Huruf It ini berarti Thian Li artinya HUKUM ALAM.
Selanjutnya diterangkan : bahwa manusia ini mendapat hawa Thian yang turun dan hawa Tee ( bumi ) yang naik, berkumpulnya hawa Im dan hawa Yang itu, barulah menjadi manusia.
Sin ( gaya keramat ini ), berdasarkan watak asal dari ayah dan ibu yang merupakan pokok, maka disebut GOAN SIN ( alam pokok ). Yang berdasarkan dari watak asal langit dan bumi disebut SIT SIN ( alam kesadaran ).
Goan Sin ( alam pokok ) yang tiada pengertian dan tiada pengetahuan itu, sebagai penguasa untuk Melahirkan dan melebur, dan Sit Sin ( alam kesadaran ) yang kosong tetapi sangat keramat ini, terus bekerja tiada henti-hentinya, maka alam kesadaran ininlah merupakan MAJIKAN seseorang. Gaya keramat termaksud pada pokoknya dilahirkan dari BU KEK ( alam kekosongan ), kaum Tao menyebut Thiat Han, kaum Buddha menyebut Kim Kong dan kaum Khong Kauw menyebut Leng Hun. Yang selama-lamanya tidak mati, tidak musnah, tidak bertambah dan tidak berkurang. Apabila bersemayan dalam badan menjadi Hun ( roh ), jikalau keluar dari badan menjadi Kwi ( arwah )
Dalam hidup manusia bagi siapa yang berusaha kepada kebajikkan, akan menjadi Sian ( dewa ) menjadi Hut ( Buddha ) atau menjadi Seng ( nabi ). Sebaliknya kalau berbuat kejahatan, akan berubah sifat menjadi burung, menjadi hewan atau menjadi Liok Hiok ( 6 jenis ternak, misalnya : 1. kuda, 2. sapi, 3. kambing, 4. ayam, 5. anjing dan 6. babi ).
BAHWA Goan sin ini di dapat dalam badan manusia dengan jalan : Tatkala kandungan mulai kekal. Ia ini terdapat ditengah-tengah Bu Kek dan menguasai pembangunan raga, setelah cukup 10 bulan lamanya berarti pekerjaan itu telah lengkap, maka dengan sendirinya orok itu keluar dan menangis pertma kali. Goan Sin ini dari Bu Kek, lalu meresap memasuki badan jasmani, selanjutnya orok itu mengisap nafas yang pertama. Sit Sin segera mengikuti hawa udara disekitarnya masuk kedalam badan, inilah yang dinamakan Tauw Thay ( tumimbal lahir ), kemudian Goan Sin dan Sit Sin berkumpul menjadi satu badan dan sama-sama menduduki badan tempat diatas ulu-hati. Dengan kesatuan ini, maka sang HATI ( alam perasaan ) yang memegang kekuasaan.
Goan Sin yang asalnya tiada pengertian dan tiada pengetahuan sama sekali tidak mempunyai kekuasaan satu apa, dalam kesatuan itu adalah Sit Sin yang bekerja.
Gaya dari 7 macam perangai, yaitu : 1. senang, 2. marah, 3. sedih, 4. takut, 5. cinta, 6. benci, 7. nafsu berahi. Ditambah pula dengan 6 macam keserakahan yang ditimbulkan karena bekerjanya : 1. mata, 2. kuping, 3. hidung, 4. lidah, 5. tubuh, 6. keinginan.
Gaya dari 7 macam perangai itu disebut Chit Ceng dan 6 macam keserakahan itu disebut Liok Yok, pada umumnya manusia ini siang dan malam selalu mengumbar Chit Ceng dan Liok Yok tersebut, maka dengan sendirinya Goan Sin itu lambat laun menjadi buyar, dari sebab ini, maka pokok bangunan raga yang terdiri dari bumi, air, angin dan api seluruhnya tidak dapat tinggal kekal, yang akhirnya menyeret orang keliang kubur.
Sit Sin yang kosong dan keramat itu, guna menjaga keutuhan dan keasliannya, lalu meninggalkan badan jasmani, sehingga orang itu merupakan jenasah.
Sekalipun orang bisa mencapai usia 100 tahun, tidak lain hanya merupakan satu impian belaka, sama sekali tidak bisa bebas dari kekuatan maut, dan selanjutnya setelah mati roh itu dibawa keneraka dan dihadapkan dimuka pengadilan untuk diperiksa perbuatannya selama hidupnya.
Yang banyak melakukan kebaikkan, maka pada kelahiran yang akan datang akan mendapatkan ganjarn rejeki besar atau ditetapkan menjadi malaikat yang dipuja oleh manusia. Jikalau banyak melakukan perbuatan jahat, maka pada kelahiran yang akan datang akan mendapat hukuman yang setimpal, bahkan mungkin sekali dilahirkan dengan 4 jalan : yaitu yang berdasar : 1. telur, 2. kandungan, 3. demek, 4. peleburan ( metamorphose ). Jelasnya : 1. menjadi burung, 2. menjadi binatang berkaki empat, 3. menjadi udang, ikan, kepiting, dan lain sebagainya, 4. menjadi nyamuk, kutu, kupu-kupu, dan lain sebagainya, yang selamanya sukar kembali menjadi manusia.
Huruf Hauw disini diartikan senang ( dalam arti sangat suka ). Huruf Cheng disini diartikan diam ( dalam arti tenteram dan tenang ). Jadi kedua huruf yang berbunyi HOUW CHENG ini, di maksud Goan Sin itu pada pokoknya senang tenteram tenang, dari sebab pagi dan sore dikoyak-koyak terus-menerus maka tidak dapat ketenteraman yang maksudnya diganggu oleh angkara murka yang yang terdiri dari Chit Chen Dan Liok Yok, oleh karenanya makin lama makin hilang tenaga, sebegitu cepat penyakit timbul dn menyerang yang akhirnya malaikat Elmaut segera datang menjemputnya.
Dengan ini dianjurkan pada manusia seumumnya, hendaknya menyadari bahwa untuk mendapat badan manusia ini tidak mudah, rahasia Buddha sukar ditemukan ( Hut Huat Lan Gi ), Too yang maha besar sukar dijumpakan ( Tay Too Lan Hong ), maka dari sebab itu, kita kini yang sudah bisa dapatkan badan manusia hendaknya jangan menyia-nyiakanhidupnya, hargailah roh suci yang bersemayan dalam raga itu.
Selanjutnya, hendaknya dapat membedakan pula gaya Goan Sin dengan Sit Sin, sang AKU dengan sang Ingsun, hati kemanusiaan dengan hati Kesucian. Jangan sekali-kali salah menganggap bahwa hati Kemanusiaan dipandang sebagai hati Kesucian, gaya Sit Sin dipandang sebagai sang Ingsun.
Dalam kitab pelajaran Buddha termaksud sebuah pantun yang berbunyi :
Tiga titik laksana bintang berpencar.
Bulan sisir malang melengkung.
Dari DIA pikiran berputar.
Menjadi Buddha DIAlah yang mendukung.
心
Syair pantunan ini menggambarkan huruf Sim ( hati ), karena dalam penghidupan kita yang merupakan tingkah laku, perbuatan dan pikiran, kesemuanya itu ada dibawah pengaruh kekuasaan sang HATI.