BAB 14 消 長 SIAO TIANG
LEBUR DAN MEMBIAK.
Huruf siao artinya Lebur, Punah dan Lumer.
Huruf Tiang artinya Panjang, Pemimpin Membiak dan Subur ( menuju kearah membesar ).
Sebagaimana dalam pelajaran ke 3 dan ke 4 yang lampau diterangkan : setiap manusia dapat mencapai tingkan SENG, SIAN dan HUD, apabila mereka dapat merawat dengan baik sifat positif yang murni (SUN YANG ); pelajaran SIAO TIANG ini mengenai soal termaksud.
Sejak usia 2 tahun dan 8 bulan, hingga umur 16 tahun, hawa positif membiak terus sehingga mencapai tingkat positif yang murni ( SUN YANG ) positif yang murni : inilah yang diartikan subur.
Apabila nanti setelah mencapai usia 24 tahun, dalam masa itu pengaruh negatif mulai bekerja dan selanjutnya makin hari makin meluas, sampai usia 64 tahun, hawa positif dalam tingkat ini sudah dikuasai 100% oleh negatif, demikianlah yang diartikan lebur.
Maka suku kata SIAO TIANG ada tepat jika diterjemahkan LEBUR dan MEMBIAK.
PELAJARAN :
太上老君曰:上士無爭。下士好爭。
THAY SIANG LOO KUN WAT :SIANG SU BU CENG, HE SU HOUW CENG.
TERJEMAHAN :
THAY SIANG LOO KUN bersabda :
Orang yang berpengertian luhur tidak pernah ribut, orang yang cupet pengetahuannya senang ribut.
Penjelasan :
Thay Siang Loo Kun berarti Junjungan yang Terluhur, Terbesar dan Tertua. Suku kata SIANG SU ini berarti “ Seorang terpelajar yang mempunyai budi pekerti luhur “. Dan suku kata HE SU ini berarti : “ Seorang yang pelajarannya rendah tetapi kukuh dengan pahamnya sendiri “. Dan suku kata BU CENG ini berarti “ sabar, ramah, tamah, mengalah dan sadu “. Dan suku kata HOUW CENG ini berarti “ sombong, menang-menangan dan congkak “. Maka jika diambil selengkapnya kalimat yang berbunyi : SIANG SU BU CENG ini jadi berarti : pikiran seorang yang disebut SIANG SU itu adalah pikirannya seorang bijaksana yang meliputi langit dan membungkus bumi, berdasarkan hukum keadilan yang sempurna; terhadap seseorang tidak menaruh perbedaan pintar atau bodoh, senantiasa dapat menyesuaikan diri dalam segala keadaan,kelakuannya senantiasa meredah, ramah tamah dan sama sekali tidak menonjol-nonjolkan dirinya atau memamerkan kecakapannya, pada lahirnya dapat menyenangkan umum tetapi hatinya berpegang pada kebenaran, menghadapi segala hal senantiasa berdasar hukum Thian, apabila bicara dan berunding senantiasa tidak menyakiti hati. Jika demikian adanya, apakah dapat menimbulkan ribut ?.
Kalimat HE SU HOUW CENG berarti : pikiran seorang yang disebut HE SU pada umumnya picik, karena pengertiannya kurang dan pelajarannya pun masih rendah, walaupun ia ingin mencapai tingkat seorang bijaksana karena pengertiannya masih jauh dari pada sempurna maka tetap terbelakang, teristimewa mereka itu dihinggapi penyakit sombong, berkepala batu, pandangan picik, menang-menangan, menganggap diri sendiri yang benar, pamer akan kecakapan yang seujung jarum di depan umum dengan tanpa merasa malu, tak dapat mengendalikan nafsu bicara, lalu sering-sering mengumbar omongan seakan-akan dirinya seorang ahli, tanpa merasa bahwa kata-katanya telah melukai orang ( Apakah perbuatan yang demikian ini tidak senantiasa menimbulkan ribut ?.
Karena seorang Siang Su bagaikan membiaknya hawa positif ( SIANG SU JI CIN YANG ), maka seorang kuncu mempunyai sifat luhur ( KUN CU TOO TIANG YA ). Sedangkan seorang He Su bagaikan membiaknya hawa negatif ( HE SU JI CIN IM ), maka seorang Siao Jin mempunyai sifat rendah ( SIAO JIN TOO TOAN YA ).
Bertalian dengan terdapatnya hawa positif dan negatif tersebut maka perlu diketahui lebih jelas akan logika dan jalannya Lebur dan Membiak, Maju atau Mundur, hidup dan mati.
Sewaktu orok baru saja dilahirkan tubuhnya begitu lunak yang mana menunjukkan sifat bumi yang empuk ( KHUN JI CI CHIANG ) akan kemudian setiap 960 hari senantiasa timbul satu kali peralihan, jalannya peralihan itu sebagai berikut : seseorang sebagaimana diatas telah diterangkan bersifat Khun, setelah berusia 2 tahun dan 8 bulan 960 hari sifat positif yang mengeram dalam tubuh mulai bekerja ( CIN IT YANG ), maka sifat Khun berubah menjadi sifat Hok, setelah mencapai usia 5 tahun dan 4 bulan sifat positif bergerak pula untuk yang kedua kalinya ( CIN JI YANG ) sifat Hok berubah menjadi sifat Lim, setelah berumur 8 tahun sifat positif bergerak untuk yang ke 3 kali ( CIN SAM YANG ) sifat Lim berubah menjadi sifat Thay, setelah mencapai umur 10 tahun dan 8 bulan sifat positif bergerak yang ke 4 kalinya ( CIN SI YANG ) sifat Thay berubah menjadi sifat Cong, apabila umurnya sudah 13 tahun dan 4 bulan maka sifat positif bergerak untuk yang ke 5 kalinya ( CIN NGO YANG ) sifat Cong berubah menjadi sifat Kuai, selanjutnya jikalau sudah mencapai usia 16 tahun sifat positif bergerak untuk ke 6 kalinya ( CIN LIOK YANG ) sifat Kuai berubah menjadi sifat Khian, perubahan mencapai ke 6 kali ini, maka anak itu menjadi pemuda yang sudah akil balik dan sift positif yang murni ( LIOK YAO SUN YANG ), jalannya sifat positif semacam ini merupakan kedudukan seorang Siang Su.
Jikalau dalam waktu ini lalu melatih diri berusaha guna mempertahankan hawa positif yang murni itu dengan sebaik-baiknya, tentu segera mencapai tingkat kesempurnaan yang tinggi ( CHU SI SIU LIAN. LIP TENG SENG HEK ). Apabila dalam waktu yang penting ini telah disia-siakan, dalam waktu 96 bulan berikutnya ( dari usia 16 s/d 24 tahun ), datanglah perubahan yaitu sifat positif mulai diserbu oleh sifat negatif, dan tempo ini sungguh penting sekali, apabila dalam waktu ini tidak segera berusaha untuk mempertahankan sifat positifnya maka waktu berikutnya akan membawa kita terperosok kearah He Su.
Umur manusia setelah memasuki tahun ke 24 jika tidak melatih diri maka sifat negatif mulai bersemi ( CIN IT IM ) merubah sifat khian menjadi sifat Hou, apabila dalam peralihan ini dapat menyadari dan selekasnya berlatih, tidak sukar untuk mengembalikan sifat positif yang sudah mulai surut itu, jika tidak menjalankan latihan dan sampai usia 32 tahun, sifat negatif bersemi yang ke 2 kalinya ( CIN JI IM ), sifat Hou berubah menjadi sifat Tun, dalam waktu ini apabila segera berusaha masih mudah berhasil, akan tetapi jikalau tidak lagi berlatih, setelah masuk usia 40 tahun, sifat negatif bersemi yang ke 3 kalinya ( CIN SAM IM ), sifat Tun berubah menjadi sifat Phi, waktu ini jika segera berusaha melatih diri masih banyak harapan untuk mencapai hasil, namun jikalau tidak hingga umurnya memasuki tingkat 48 tahun sifat negatif bersemi untuk ke 4 kalinya ( CIN SU IM ) sifat Phi berubah menjadi sifat Koan dalam saat ini jika segera berusaha melatih diri masih keburu untuk mencapai buah yang diharapkan sekalipun waktu agak lama.
Apabila tidak berbuat apa-apa sehingga berumur 56 tahun, sifat negatif bersemi untuk ke 5 kalinya ( CIN NGO IM ), sifat koan berubah menjadi sifat Pok, dalam waktu yang agak terbelakang ini jikalau lekas menggulung lengan bajunya walaupun dengan susah payah masih dapat pengharapan untuk berhasil, jikalau saat kritis ini disia-siakan sehingga umur 64 tahun sifat negatif bersemi untuk ke 6 kalinya ( CIN LIOK IM ) sifat Pok berubah menjadi sifat Khun yang berarti Negatif yang Murni yang sama sekali tidak menggenggam sifat positif didalamnya, menurut perhitungan Pat wa sudah mencapai tingkat terakhir ( SUN IM BU YANG. KUA KHI I CIOK ) apabila dalam saat terakhir ini sebelum menutup mata selekasnya berusaha dengan ketekadan, pun masih ada harapan sifat yang 100% negatif itu dapat menggondoli hawa positif yang hanya setipis benang kawa-kawa, untuk dipelihara agar dapat menghidupkan kembali sifat positifnya, yang mana diumpamakan menghindari diri dari cengkeraman malaikat maut, apabila sampai saat yang paling terakhir ini masih juga disia-siakan, maka sifat positif yang hanya tinggal putusnya saja jadi habis sama sekali, dalam waktu ini Bathara Yama datang menjemputnya, nafas menghembus keluar tak dapat menyedot lagi; penghidupan yang dirasakan panjang ini ternya hanya suatu impian belaka, kemudian kita dibawa kehadapan dan bikin perhitungan dengan GIAM LOO ONG……..?
Maka dari sebab itu diserukan pada sekalian orang laki-laki atau perempuan, yang berusia lanjut atau masih muda, hendaknya selekas mungkin menyadari dan berusaha agar tidak menajdi menyesal sesudah ketinggalan………..
KETERANGAN :
Diatas ada terdapat istilah Khian, Khun, Hok, Cong dan lain-lain adalah suatu istilah yang terdapat dalam kitab YA Keng, penterjemah sendiri tidak mengerti jelas meksudnya, maka tidak berani memberi penjelasan. Maaf.