BAB 16 妄心 BONG SIM
PIKIRAN KHAYAL
Huruf Bong berarti melamun atau berkhayal ( diangan-angankan seperti benar-benar ada ). Huruf Sim berarti hati atau pikiran.
Kedua huruf diatas jikalau dirangkaikan menjadi suku kata Bong Sim berarti pikiran melamun atau pikiran khayal. Jelasnya : melamun menjadi seorang kaya raya, menjadi seorang yang mulia dan berpengaruh, mempunyai istri yang cantik yang nmencinta, mempunyai anak yang berbakti dan menghormat, dan mempunyai usia yang sangat tinggi. Dalam arti kesenangan dan keberuntungan yang terdapat didunia ini dipunyakan seluruhnya; keinginan semacam ini dikatakan pikiran khayal, sebab manusia seisi dunia yang berjuta-juta banyaknya hanya beberapa gelintir saja yang kesampaian maksudnya.
Kenapa dalam otak manusia timbul kekhayalan ? sebal kena dipimpin oleh kebendaan lahir, misalnya : segar dan harumnya arak, menyenangkan dan merayukan hatinya yang timbul keelokkan, kementerengannya seorang yang berharta benda, dan kesombongannya seorang yang berkuasa, keinginan-keinginan semacam itu lazimnya menempel dalam sanubari setiap orang, selanjutnya dihinggapi pula angan-angan yang sesat, seumpama : ketemahan, kebencian, ketidak sadaran, dan kecintaan, pengaruh-pengaruh yang tersebut diatas itu, adalah yang menjadikan manusia kena diterkam oleh pikiran khayal.
PELAJARAN :
眾生所以不得真道者。為有妄心。
CIONG SENG SO I PUT TEK CIN TOO CIA, WI YU BONG SIM.
TERJEMAHAN :
Semua mahkluk maka tidak dapat too yang sejati itu, karena mempunyai pikrtan khayal.
PENJELASAN :
Maka umat manusia tidak bisa mendapatkan Too yang sejati itu, katena dihinggapi pikiran khayal.
Suku kata CIONG SENG ini, menurut huruf semua yang hidup, akan tetapi dalam pelajaran ini hanya mengenai manusia maka harus diterjemahkan umat manusia. Jelasnya : semua roh yang tumimbal lahir didunia ini, ada yang lahir berkelamin laki-laki juga ada lahir berkelamin perempuan, yang disebut CIONG SENG itu, jalan semua pria dan wanita tu.
Suku kata CIN TOO ini, yaitu Too tang besar yang telah ada sebelum alam bergumelar, bukan paham kiri ( COO TOO ) atau zwarte magie yang berjumlah 3600 gerbang itu.
Suku kata BONG SIM yang berarti pikiran melamun atau pikiran khayal ini, jelasnya begini huruf Bong ini terdiri dari huruf Bong ( yang berarti hilang ) dan Li ( berarti wanita ), dalam petaan Pat Kwan anti manusia ini adalah yang disebut Li Kwa, dan makna Li tersebut adalah Li ( wanita ) pun berarti Jit ( matahari ), perkembangannya adalah begini : matahari ini merupakan keiser dari segala bintang dan planet-planet ( JIT WI SENG TIONG THIAN CU ). Wanita ini dilambangkan menjadi permaisuri ( LI PUN HOUW HWI CI CHIANG ), yang mempunyai watak jujurdan lurus ( CENG PIT BU SU ), dari sebab kaisar dan permaisuri ( Im dan Yang ) bekerja selaras, maka menyinari dan memadangi alam raya ( KONG CIAUW THIAN HE ), melahirkan dan Melahirkan segala benda ( SENG HOA BAN BUT ), merawat dan memelihara semua mahkluk hidup ( YANG YOK KUN SENG ), jadi jelaslah sudah, manakala kehilangan wanita berarti kehilangan roh, sedang roh itu sebenarnya adalah matahari ( BONG KHIAK LI CEK BONG KHIAK CIN LENG, CIN LENG CIA, JIT YA ).
Mengapa manusia senantiasa dihinggapi pikiran khayal ?
Dari sebab menyerah dibawah pimpinan kebendaan lahir yang merupakan arak, kemolekkan, harta benda, kesombongan, kemasyuran, keuntungan, keperibudian dan kecintaan ( IN CIU SEK CAY KHI BENG LI IN AY SO KHAN IN YA ).
Keburukan dari pikiran khayal yakni melamun kesegaran dan keharuman arak guna menyehatkan badan, namun lupa yang arak itu dapat mempulaskan roh dan mengacaukan watak asal ( BONG SIANG CIU I YANG SIN, PUT TI CIU LENG BI CIN LOAN SENG ), tekanan urat nadi dan gas yang ada dibadan bersamaan dengan iklim dialam raya, yang ada kalanya naik tinggi dan kadang-kadang turun sedemikian rendahnya, yang berputar terus dari awal sampai akhir, kemudian membalik kembali kepada awal tak hentinya ( JIN SIN KHI ME’ I THIAN TEE TONG KI SENG KANG, CIU LIU SUN HOAN ) maka tekanan urat nadi dan gas karena arak jalannya jadi tak selaras oleh karena itu, maka derajat bintang didalam badan salah menjurus sekali terjadi kesalahan menjurus maka usia dengan sendirinya menjadi habis ( IT IM CIU KHI ME’ PUT SUN JI SIN TIONG CI SENG TOU CHOK I SENG TOU CHOK JI SIU GOAN CIAT YA ).
Melamun akan kemolekkan untuk menyenangkan diri tidak memikir bahwa kecantikan itu merupakan pahat yang melukis tulang dan mengekang roh ( BONG SIANG SEK I CHIN SIN JI PUT SU HU SEK LENG KWA’ KUT LIAP HUN ). Bahwa kesehatan manusia itu bersandar akan Ceng ( air mani ) yang menimbulkan Khi ( gas ) dan Khi ini yang menumbuhkan Sin ( gaya mujijad ), dengan terdapatnya ketiga mustika itu maka manusia baru bisa mempunyai umur panjang ( JIN SIN I CENG JI SENG KHI, I KHI JI SENG SIN, YU CHU SAM POO JIN HONG TIANG SIU ), maka apabila merindukan kecantikan lalu mengumbar nafsu birahi akibatnya menghabiskan air mani : air mani terbuang maka gas tidak lagi tumbuh, selanjutnya gaya mujijad tidak lagi datang, berarti tri ratna tersebar dan terongrong maka dengan sendirinya jiwa menjadi runtuh ( THAM SEK CEK CENG SI, JI PUT LENG SENG KHI, KHI SWEE PUT LENG SIN, SAM POO HOO SAN, JI SIU GOAN SUN YA ). Melamun akan harta benda agar bisa hidup mewah, sehingga pagi memikir dan sore memikir, melupakan letih dan melalaikan makan, yang menjadikan rongrongan batin, oleh karena itu maka Tri Ratna yang semanga-semanganya jadi terlebur ( BONG SIANG CAY I PWI KE, PUT TI HU CAY TIONG CI HAY, TIAUW SU BOU SIANG, LOO KHO PEK PHOAN, PANI IT TIAN CENG KHI SIN HOO SAN ), sekalipun mempunyai harta benda yang berjuta-juta besarnya, tidak dapat menghindarkan diri dari jaring kematian, sampai waktu dipanggil oleh Yamadipati apabila nafas mogok, dengan tangan kosong walaupun sepeser buta tidak dapat dibawanya ( CING YU BAN KIM CI HU, LAN MAY BU SIANG PUT CIAO, IT KHAO KHI PUT LAY, CHEK CHIU KHONG KAON, HUN BUN LAN TAY ), segala perbuatan dan keinginan ( yang menjadikan ikatan dengan hokum tumimbal lahir dan karma ) ikut serta pada waktu asal, dan harus tunduk pada hokum penjelmaan yang terdiri dari empat kelahiran hewan atau 6 jalan ( roda samsara ) yang berputar terus tak berhenti ( CWEE GIAK SWI SENG, SU SENG LIOK TOO, COAN PIAN BU HIU ), melamun akan menang-menangan untuk memamerkan bahwa dirinya seorang cabang atas atau dimalui, tidak memikir bahayanya kemaruk akan kegagahan karena ingin menang maka soal kecil dijadikan satu keonaran besar ( BONG CENG HAN KHI I TENG KONG KUN, PUT TI KHI TIONG CI HAY, SIAO SU PUT JIM JIANG SENG TAY SU ), akibatnya bisa menimbulkan perkara bunuh dan menyeret dirinya menghadap didepan pengadilan, yang resikonya menderita penghidupan dalam penjara atau pengasingan ( HEK JIN BENG, KOAN HWI, LOOGAK, KA SOO, LIU THO ) oleh karenanya rumah tangga jadi berantakan, harta benda berhamburan, istri menderita dan anak-anak kapiran, timbul penyesalan tapi sudah terlambat ( CHENG KE PAY SAN, CHEE MAY CU WAN, HWEE CI BOAN I ), melamun akan kemasyuran untuk kementerengan hidupnya orang telah lupa bahwa mencari nama besar berdasar kesusastran akan merongrong hati, jika berdasar kekosenan akan melelahkan diri, dan seterusnya akan menjadi repot tanpa henti selama hidupnya ( BONG SIANG BENG I ENG SIN, PUT TI BENG TIONG CI HAY, SIP BOEN LOO SIM, SIP BU LOO HING LEK LEK IT SENG ). Walaupun pangkat mencapai tingkat tinggi, tak dapat membeli usia agar tinggal hidup selama-lamanya, hidup sebagai satu pendekar atau menteri setia, setelah wafat rohnya mendapat kedudukan sebagai malaikat, apabila kelelap dibawah pengaruh ketemahan, lalu menjadi penghianat atau pemberontak, kemudian jikalau mati tentu menderita sengsara dineraka ( CIONG JIAN KOAN SENG KEK PHIN, LAN MAY TIANG SENG PUT SU, WI TIONG SIN WI LIANG CIANG, SU HOU WI SIN, WI KAN TONG WI GEK CEK, SU TWI TIM LUN I ).
Melamun akan kecintaan ( sebagai suami istri ) untuk menyenangkan raga, namun lupa bahwa cinta itu lazimnya diukur dengan emas picis raja brana, apabila jatuh rudin istri tidak lagi mencintai dan anak tidak lagi berbakti ( BONG SIANG IN AY I UN SIN, PUT TI IN AY YA CIA KIM GIN CAY POO COK SU, JIAK NI PIN KIONG CHEE PIT PUT HIAN, CU PIT PUT HAO ). Walaupun mempunyai istri mencinta dan anak yang berbakti, juga akan menjadi satu ikatan bagi dirinya, oleh karena kecinta kasihan itu ( CIONG YU HIAN HAO, CIA PIT PI CHEE IN CU AY SO LUI ), apabila tiba saatnya nafas berhenti, anak istrinya ada dimana ? istri dan anak meskipun sangat cinta, segala perbuatan dalam hidupnya yang menjadi karma pun harus dipertanggung jawabkan atas diri sendiri, anak dan istri pun tidak dapat memikul penderitaannya ( IT KHAO KHI TOAN, SWI SI CHEE SWI SI CU ? SO COO CI CWEE CU KI TITONG, CHEE CU SWI CHIN, EK LAN THI NI ). Maka dari sebab itu, dianjurkan agar supaya para peminat dapat menyadari segala sifat lahir yang palsu dan merindukan hati itu, apabila tidak dapat mengatasinya, meskipun timbul keinginan menjadi Dewa akan tetapi tidak mencari Too yang sejati, bahkan pikiran khayal masih bersimaharajalela, sudah tentu tidak akan mendapat hasil yang di idam-idamkan.